18.55
0
KM Manggelewa -
Kapolda Nusa Tenggara Barat, Brigjen Pol Srijono, berjanji kasus penyerangan oknum anggota Brimob, kepada warga Desa Soro Kecamatan Kempo, tidak terulang lagi . 10 pelaku oknum anggota Brimob tersebut, selain ditindak pada pidana umum, juga ditindak secara internal kepolisian. Kapolda meminta seluruh anggota Polisi, bertindak humanis dalam mengahdapi persoalan, namun dia tetap meminta anggotanya tetap meneggakan hukum, jika ada pelanggaran.Dalam penanganan aksi demo anarkis, Kapolda meminta angotanya menggunakan filosofi elang menagkap anak ayam. Kasus terjadinya penyerangan 10 anggota Brimob Subden 3 Polda NTB di Dompu, terhadap 4 warga Desa Soro Kecamatan Kempo, Kabupaten Dompu, yang terjadi pertengahan bulan lalu, telah mencoreng institusi Kepolisian. Kapolda NTB, Brigjen Pol Srijono, menjelaskanI seusai menyaksikan Simulasi Penanganan Demo Anarkis, di Kabupaten Dompu, meminta maaf atas insiden tersebut. Meski dilakukan atas persoalan pribadi, namun perbuatan 10 Oknum anggota Brimob tersebut, telah menodai citra kepolisan. Srijono berjanji, kedepan tidak aka ada lagi tindakan serupa, baik dilakukan oleh oknum anggota Brimob maupun aggota polisi lainnya. Srijono mengapresiasi anggotanya manakala dalam penegakan hukum, dilakukan dengan prefentif. Namun terkait dengan persoalan individu, wajib dilakukan dengan humanis, karena Polisi selain merupakan aparat penegak hukum, juga merupakan pelindung, pengayom dan pelayana masyarakat. Sementara itu, terkait dengan acara simulasi penanganan demo anarkis yang diperagakan di Lapanga Beringin, Komplek Kantor Bupati Dompu, Kapolda mengapresiasinya. Hal itu dilakukan untuk memupuk kemapuan anggotanya dalam salah satu bentuk pelayanan kepada masyarakat. Ditambahkan, aksi demontras ataupun konflik-konflik yang berujung kepada rasa tisak nyaman kepada warga lainnya, merupakan perbuatan pelanggaran hukum. Kapolda juga meminta tim pengamanan tertutup baik dari intelkam dan reskrim, belum bisa menunjukkan keberhasilan. Saat terjadi aksi demo anarkis maupun konflik, anggotanya belum berhasil menangkap provokatornya. Srijono meminta anggotanya menggunakan filosofi elang menangkap anak ayam, dalam penanggulangan aksi demo anarkis. Sistem tersebut, yang harus diasah, sehingga menjadi pelajaran bagi warga lain, jika ingin melakukan aksi unjuk rasa, mentaati aturan yang ada.(opick)

0 comments:

Posting Komentar

Blogger templates