21.01
0
KM Manggelewa - Islam Masuk Dompu Tahun 1528 M Islam bagi masyarakat di kabupaten dompu adalah agama yang sudah sangat lama dikenal, sejarah mencatat Islam pertama kali masuk kabupaten dompudibawa oleh salah seorang saudagar terkemuka syekh nurdin tahun 1528 mdan mulai saat itu pula ajaran nabi Muhammad SAW berkembang pesat hingga sekarang. Syech nurdin adalah pedagang tulen. Dia datang ke dompu, selain membawamisi niaga, syech nurdin yang keturunan arab ini juga sekaligusmenyebarkan agama Islam. Pertama kali menginjakkan kaki di dompu tahun 1528 M. saat itu, dompudibawah pimpinan raja bumi ruma nae yang bergelar dewa mawa’a taho, dansaat itupun masyarakat belum mengenal Islam. Tahun 1528 dompu masih menganut ajaran hindu, sebab kerajaan masih dibawah kekuasaan majapahist ( raja hayam wuruk ) dengan mahapati gajahmada amurwa bumi. Kehadiran syech nurdin dikerajaan dompu tampaknya mendapat simpatik dari rakyat setempat terutama raja dompu saat itu. Karo’a Pidu, dan 3 ulama dari negeri seberang Ajaran Islam yang di bawa syech nurdin berkembanag sangat cepat keseantero wilayah kerajaan dompu, mulai dari masyarakat biasa hingga karangan istana. Syech nurdin begitu gigih menyebarkan ajaran Islam ditanah dompu, kegigihan itu menarik perhatian salah seorang putri raja untuk kemudian dia belajar dan memeluk Islam dihadapan syech nurdin. Tidak itu saja putru raja itupun menaruh hati pada syech nurdin dan bersedia menikahinya. Putri raja yang tidak diketahui nama aslinya itu kemudian mengganti namannya menjadi nama yang Islami, yakni ST hadijah. Dari pernikahan Syech Nurdin dengan ST Hadijah, dikarunia tiga anak. Dua di antaranya putra, yakni syech abdul salam dan syech Abdullah. Sedangkan satu lagi putri dan diberi nama Joharmani. Setelah anak-anaknya besar, syech nurdin dan keluarganya berangkaat beribadah haji ketanah suci makkah almukarramah. Selain menunaikan rukun Islam kelima itu, target lain keberangkatan mereka adalah memperdalam ilmu agama Islam di sana. Syech nurdin dan salah seorang anaknya, syech Abdullah meninggal dimakkah. Sedangkan ST hadijah dan dua anaknya , syech abdul salam dan joharmani, kembali ke dompu dengan membawa oleh-oleh kitab suci alquran sebanyak tujuh eksemplar. Di dompu tujuh kitab suci alquran itu dikenal dengan nama karo’a pidu ( alquran tujuh atau tujuh alquran ). Konon, tujuh alquran itu, saat ini tersimpan dengan baik, di asi mpasa kemudian ruma siwe ( ratu ) HJ siti hadijah, istri almarhum sultan muhamad tajul arifin sirajuddin, sultan dompu yang terakhir. Bagi masyarakat di dompu,kora’a pidu sangant populer, karoa yang sudah berumur ratusan tahun itu diyakini memiliki kekuatan yang luar biasa dalam membawa kebaikan. Sayangnya, karo’a itu tidak sembarang orang dapat melihatnya hanya oranag-orang tertentu saja yang boleh menyaksikan dan melihatnya. Masyarakat juga menyakini bahwa pada waktunya kiamat akan datang dan hari akhirat itu ada, sehingga dalam perilaku sehari-harinya selalu memperhitungkan amal kebajikan untuk bekal dikemudian hari. Islam Agama Resmi Sejak Dipimpin Raja La Bata Nae Islam menjadi agama resmi kerajaan Dompu ketika putra pertam raja Dompu, yakni La Bata Na`e naik tahta menggantikan Ayahandanya. Untuk memperdalam pengetahuan agamanya, la bata nae pergi meninggalkan kampung halaman untuk menimba ilmu ke kerajaan Bima, kerajaan Makassar (Goa), bahkan sampai ke tanah Jawa. Setelah cukup lama merantau untuk Menimba ilmu, la bata nae akhirnya kembali ketanah kelahirannya dan memimpin kerajaan warisan ayahandanya, Raja Dompu Bumi Luwu Na`e. Tahun 1545 M, La Bata Na`e resmi naik tahta menggatikan ayahandanya, selanjutnya mengubah system pemerintahan Kerajaan Dompu menjadi Kesultanan dan bergelar Sultan Syamsudin. Ketika naik tahtak, sultan syamsudin langsung menyatakan bahwa Islam adalah agama resmi dikerajaan itu. Selanjutnya,syech abdul salam diangkat sebagai ulama istana kesultanan dompu, makam syech abdul salam terletak dikampung rabalaju, kelurahan potu dompu. Makam itu, oleh permerintah kabupaten dompu. Makam itu, oleh pemerintah kabupaten dompu dijadikan situs purbakala . bahkan untuk mengenang nama syech abdul salam, di dekat makam itu terdapat pemakaman umum yang dinamakan rade sala ( kuburan abdul salam). Sekitar tahun 1585 M kerajaan dompu kembali didatangi oleh tiga saudagar sekaligus ulama dari sumatera, yakni syech hasanudin, syech Abdullah dari makasar dan syech umar al batani dari madiun, jawa timur. Mereka ini kemudian menetap dan menyebarkan syiar Islam di dompu. Kedatangan tiga ulama besar didompu, itu ternyata mendapat simpatik dari masyarakat setempat, baik dari sultan sendiri maupun masyarakat diwilayah kesultanan. Untuk membuktikan rasa simpatik dan hormatnya terhadap ketiga ulama itu, syech hasanudin mendapat penghormatan untuk menduduki salah satu jabatan kadiq jabatan setingkat menteri agama di kesultanan yang bergelar Waru Kali. Situs ini pula telah dilakukan penelitian oleh tim arkeologi dan purbakala yang dipimpin oleh Dr. Haris Sukandar dan Dra. Ayu Kusumawati. Kesimpulan penelitian, bahwa dimakam itu pada ratusan tahun yang lalu pernah ada kehidupan. Karena berbagai bekas dan tanda-tanda kehidupan pernah ada dilokasi tersebut.(Humas Dompu
). n.;l

0 comments:

Posting Komentar

Blogger templates