20.41
1

KM Manggelewa—Status ‘Waspada’ untuk gunung Tambora masih belum berubah. Sepanjang 1 hingga 3 September sekarang, pemantau gunung Tambora merekam sebanyak 13 kali gempa vulkanik dalam, sementara gempa dangkal tidak ada sama sekali.
Meski gempa terjadi selama 13 kali namun tidak membuat guncangan hebat, bahkan ada yang tidak dirasakan sama sekali. ‘’Tetapi alat kami dapat merekam atifitas itu,’’ ujar pemantau gunung Tambora dari badan vulkanalogi, Abdul Haris.
Abdul Haris yang berkantor di Doropeti Kecamatan Pekat ini mengakui sejauh ini kehidupan masyarakat disekitar Tambora masih normal. Itu disebabkan karena secara fisik belum dapat dirasakan dan dilihat aktifitas gempa yang dimaksud.
Gunung api yang dinyatakan aktif itu sebenarnya adalah anak gunung tambora yang terdapat dalam kawah Tambora. Gunung Tambora sendiri pernah meletus pada tahun 1815. Tetapi Haris sendiri tidak dapat memprediksi apa yang terjadi selanjutnya setelah Tambora mendapat status waspada. Pihaknya setiap saat terus melakukan pemantauan terhadap pergerakan gunung api itu untuk kemudian dilaporkan pada badan vulkanologi pusat. ‘’Kita belum dapat memperkirakan apakah status ini akan meningkat atau sebaliknya,’’ terangnya.
Untuk itu Haris berharap masyarakat tidak perlu khawatir dengan kondisi sekarang kalaupun ada perkembangan pihaknya akan segera menginformasikanya. Dia juga bersyukur bahwa masyarakat sekitar belum terpengaruh atas penetapan status Waspada terhadap Tambora.
Menyinggung apakah aktifitas Tambora secara visual dapat disaksikan, seperti kepulan asap, Haris mengakui sejauh ini belum dapat disaksikan secara langsung sebab kondisi Tambora saat ini sedang diselimuti kabut tebal sehingga sulit tembus pandangan. ‘’Tambora sedang diselimuti kabut tebal,’’ paparnya

1 comments:

  1. salam kids of the word.......... saya sebagai anggota kids of the word (indonesia) salam kenal....

    BalasHapus

Blogger templates